Pianis Bule Ramaikan Pesona Bali Open Piano Competition 2016
A
A
A
DENPASAR - Bali bukan hanya destinasi wisata budaya dan alam. Ada magnet baru di Pulau Seribu Pura itu, yakni Pesona Bali Open Piano Competition 2016. Acara ini berlangsung di Harris Hotel & Residendes Sunset Road Kuta Bali, Sabtu dan MInggu, 10-11 September 2016 ini.
“Kali ini kami pilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan, sekaligus mempromosikan destinasi utama Pariwisata,” kata Ketua Panpel dari Opus Nusantara Eleonora Aprilita S, di Denpasar, Bali.
Kompetisi piano dari kelompok usia 7 sampai 18 tahun ini biasanya membawa dukungan. Paling tidak peserta diantar keluarga dan sanak family. Satu peserta itu, bisa membawa 5-10 keluarganya. Karena itu, dari pengalaman 15 kali membuat event piano dan violin, selalu heboh dan dengan audience keluarga.
“Karena di Bali, maka peserta mancanegara pun ada yang partisipasi. Mereka dari Jerman, Australia, Korea dan China,” ujar Nora.
Selama ini peserta kompetisi itu pasti orang-orang dengan latar belakang ekonomi yang kuat. Itu karena piano memang biasa dimainkan oleh orang yang memiliki alat musik yang harganya ratusan juta tersebut.
“Target peserta 160 kontestan dan pendaftarnya membludak sehingga terpaksa banyak yang tidak boleh ikut karena kapasitas sudah penuh. Mereka datang dari Jakarta, Bali Bandung, Jogja Semarang, Surabaya, Medan dan kota-kota besar Indonesia lainnya,” terangnya.
Bali punya magnet dengan musik tradisional. Piano juga memiliki magnet, bagi mereka yang berasal dari Eropa, tempat lahirnya musik klasik ini. Jika dipromosikan lebih lama karena harus menghafal partitur minimal 3 bulan, kompetisi ini hampir pasti bakal meledak.
‘’Venue Bali sendiri ternyata mempunyai daya tarik bagi peserta. Mereka sangat antusias mengikuti kompetisi ini karena ada di destinasi wisata. Mereka jauh-jauh hari sudah booking kamar hotel, sekaligus berwisata keluarga,’’kata Nora.
Karena itu, pihaknya menggandeng Kemenpar untuk bersama-sama mem-branding kompetisi piano ini. Apa sih back ground kompetisi piano ini? “Kami melihat perkembangan musik klasik di Tanah Air, khususnya instrument piano sangat pesat, termasuk di Bali. Dengan maraknya kompetisi piano berskala nasional maupun internasional yang berkembang pesat di Bali, diharapkan bisa menjadikan Bali sebagai salah satu barometer perkembangan musik khususnya instrument piano baik dari genre klasik, pop, maupun jazz,” paparnya.
Ingat Joey Alexander, pianis cilik yang lahir di Denpasar, 25 Juni 2003, umur masih 13 tahun? Dialah pianis jazz asal Indonesia yang dalam usia 7 tahun telah menguasai teknik permainan piano, improvisasi jazz dan menghebohkan Amerika?
“Silakan lihat, besok akan ketemu bibit-bibit muda berbakat yang tampil menawan di kompetisi ini,” jelasnya.
Atraksi kompetisi piano ini lebih ke wisata keluarga. Kompetisi ini juga bisa sebagai sarana berkumpulnya para pianis muda berbakat dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dari luar negeri. Tentu ini menjadi kompetisi piano yang cukup menarik di Bali. Hal ini sangat membanggakan Bali karena sekaligus menjadi media promosi Bali sendiri.
Untuk kategori lagu pilihan terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B:usia 8-9, C:usia 10-11, D:usia 12-14, E:usia 15-17, F:usia minimal 18 tahun.
Sementara, kategori lagu bebas terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B:usia 8-9, C:usia 10-11, D:usia 12-14, E:usia 15-17, F:usia minimal 18 tahun.
Bagi Kemenpar yang sudah dua kali mendukung event piano ini tentu berkepentingan dengan wisatawan, baik Nusantara maupun mancanegara. Event ini bisa men-drive keluarga besar peserta untuk terbang ke Bali. Sambil menjadi supporter, sekalian piknik. Kalau peserta sekitar 160 orang, maka diperkirakan audience-nya sekitar 750 orang, yang mengikutinya acara tersebut.
Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya selalu menyebut 40% wisman itu masuk melalui pintu Bali. Wisnus pun paling banyak terbang dan menyeberang ke Bali, dari ujung timur Pulau Jawa. Karena itu semakin banyak kegiatan yang bisa mengundang wisman dan wisnus bergerak, itu yang harus didorong.
“Selamat berkompetisi, sukses buat seluruh peserta!” kata Asdep Pengembangan Pasar Personal Kemenpar Raseno Arya yang mendampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Esthy Riko Astuty.
“Kali ini kami pilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan, sekaligus mempromosikan destinasi utama Pariwisata,” kata Ketua Panpel dari Opus Nusantara Eleonora Aprilita S, di Denpasar, Bali.
Kompetisi piano dari kelompok usia 7 sampai 18 tahun ini biasanya membawa dukungan. Paling tidak peserta diantar keluarga dan sanak family. Satu peserta itu, bisa membawa 5-10 keluarganya. Karena itu, dari pengalaman 15 kali membuat event piano dan violin, selalu heboh dan dengan audience keluarga.
“Karena di Bali, maka peserta mancanegara pun ada yang partisipasi. Mereka dari Jerman, Australia, Korea dan China,” ujar Nora.
Selama ini peserta kompetisi itu pasti orang-orang dengan latar belakang ekonomi yang kuat. Itu karena piano memang biasa dimainkan oleh orang yang memiliki alat musik yang harganya ratusan juta tersebut.
“Target peserta 160 kontestan dan pendaftarnya membludak sehingga terpaksa banyak yang tidak boleh ikut karena kapasitas sudah penuh. Mereka datang dari Jakarta, Bali Bandung, Jogja Semarang, Surabaya, Medan dan kota-kota besar Indonesia lainnya,” terangnya.
Bali punya magnet dengan musik tradisional. Piano juga memiliki magnet, bagi mereka yang berasal dari Eropa, tempat lahirnya musik klasik ini. Jika dipromosikan lebih lama karena harus menghafal partitur minimal 3 bulan, kompetisi ini hampir pasti bakal meledak.
‘’Venue Bali sendiri ternyata mempunyai daya tarik bagi peserta. Mereka sangat antusias mengikuti kompetisi ini karena ada di destinasi wisata. Mereka jauh-jauh hari sudah booking kamar hotel, sekaligus berwisata keluarga,’’kata Nora.
Karena itu, pihaknya menggandeng Kemenpar untuk bersama-sama mem-branding kompetisi piano ini. Apa sih back ground kompetisi piano ini? “Kami melihat perkembangan musik klasik di Tanah Air, khususnya instrument piano sangat pesat, termasuk di Bali. Dengan maraknya kompetisi piano berskala nasional maupun internasional yang berkembang pesat di Bali, diharapkan bisa menjadikan Bali sebagai salah satu barometer perkembangan musik khususnya instrument piano baik dari genre klasik, pop, maupun jazz,” paparnya.
Ingat Joey Alexander, pianis cilik yang lahir di Denpasar, 25 Juni 2003, umur masih 13 tahun? Dialah pianis jazz asal Indonesia yang dalam usia 7 tahun telah menguasai teknik permainan piano, improvisasi jazz dan menghebohkan Amerika?
“Silakan lihat, besok akan ketemu bibit-bibit muda berbakat yang tampil menawan di kompetisi ini,” jelasnya.
Atraksi kompetisi piano ini lebih ke wisata keluarga. Kompetisi ini juga bisa sebagai sarana berkumpulnya para pianis muda berbakat dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dari luar negeri. Tentu ini menjadi kompetisi piano yang cukup menarik di Bali. Hal ini sangat membanggakan Bali karena sekaligus menjadi media promosi Bali sendiri.
Untuk kategori lagu pilihan terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B:usia 8-9, C:usia 10-11, D:usia 12-14, E:usia 15-17, F:usia minimal 18 tahun.
Sementara, kategori lagu bebas terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B:usia 8-9, C:usia 10-11, D:usia 12-14, E:usia 15-17, F:usia minimal 18 tahun.
Bagi Kemenpar yang sudah dua kali mendukung event piano ini tentu berkepentingan dengan wisatawan, baik Nusantara maupun mancanegara. Event ini bisa men-drive keluarga besar peserta untuk terbang ke Bali. Sambil menjadi supporter, sekalian piknik. Kalau peserta sekitar 160 orang, maka diperkirakan audience-nya sekitar 750 orang, yang mengikutinya acara tersebut.
Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya selalu menyebut 40% wisman itu masuk melalui pintu Bali. Wisnus pun paling banyak terbang dan menyeberang ke Bali, dari ujung timur Pulau Jawa. Karena itu semakin banyak kegiatan yang bisa mengundang wisman dan wisnus bergerak, itu yang harus didorong.
“Selamat berkompetisi, sukses buat seluruh peserta!” kata Asdep Pengembangan Pasar Personal Kemenpar Raseno Arya yang mendampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Esthy Riko Astuty.
(tdy)